Stoikisme: Apa Itu dan Mengapa Semakin Populer?

filsafat stoikisme stos stoik stoicism

Halo sahabat aksara! Kata stoikisme dan stoik sepertinya sedang ramai diperbincangkan di sosial media akhir-akhir ini. Stoikisme, atau dalam bahasa inggris disebut stoicism, adalah sebuah ajaran filosofi kuno yang sudah ada sejak dua ribu tahun yang lalu. Lantas, apa itu stoikisme dan mengapa filosofi stoa ini kembali populer di era sekarang?

Apa itu Stoikisme?

Stoikisme adalah aliran filsafat yang lahir di Yunani kuno pada abad ke-3 SM, aliran ini dipelopori oleh Zeno dari Citium. Zeno adalah seorang pedagang kaya yang dalam sekejap jatuh miskin dikarenakan kapalnya karam dihantam badai saat tengah perjalanan dagang. Ia terombang-ambing di laut lepas sampai akhirnya terdampar di Athena. Sebuah kota tempat kelahiran para filsuf besar Yunani kuno, seperti Aristoteles, Socrates, dan Plato. Zeno akhirnya tinggal di Athena dan mulai tertarik dengan filsafat, hingga akhirnya mengembangkan sistem pemikirannya sendiri.

Zeno senang mengajarkan filsafatnya di stoa, karena hal itu kemudian ajarannya mendapat sebutan ‘Stoikisme’. Ajaran ini menekankan pada cara untuk meraih ketenangan dan kebahagiaan diri melalui hal-hal internal, dengan mengontrol emosi negatif, penerimaan diri, dan bersikap rasional.

Mengapa Stoikisme Semakin Populer?

Di era yang serba digital seperti sekarang ini, standar hidup hingga tekanan sosial akan lebih mudah ditemui lewat sosial media. Banyak orang pada akhirnya mulai mencari panduan untuk menghadapi hidup lebih tenang dan bijaksana, agar tidak termakan oleh hal-hal negatif dari sosial media. Filosofi stoikisme hadir sebagai jawaban yang bisa kamu coba untuk menghadapi masalah ini.

Stoikisme dapat membantu kamu fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, untuk tidak terganggu pada hal-hal tidak bisa dikendalikan atau apa yang tidak bisa diubah. Contoh paling relevan saat ini adalah saat terjebak di tengah kemacetan. Macet adalah hal yang tidak bisa kita ubah, sementara itu kamu bisa memilih untuk mengendalikan respon. Alih-alih marah, kamu bisa memberikan respon positif lain dengan lebih tenang.

Prinsip-Prinsip Stoik

1. Dikotomi Kendali

Stoikisme mengajarkan bahwa hidup terdiri atas dikotomi kendali atau dua ketentuan, yaitu pada hal-hal yang berada dalam kendali (pendapat, keinginan, penolakan, penerimaan, pengejaran, dan tindakan) dan hal-hal diluar kendali (kesehatan, reputasi, perintah, kekayaan). Untuk mengurangi stress dan mendapatkan ketenangan hidup, lebih baik kamu berfokus pada hal-hal yang ada dalam kendali serta menerima hal-hal diluar kendali.

Contohnya seperti memikirkan pendapat orang lain tentang penampilanmu. Pikiran orang lain tidak akan pernah ada dalam kendali kita. Oleh karena itu, daripada overthinking memikirkan pendapat orang lain, kamu bisa berusaha memaksimalkan apa yang ada dalam kendalimu. Seperti berpenampilan bersih dan rapi sehingga enak dipandang mata.

2. Virtue

Virtue adalah berbuat kebajikan. Bagi stoik, kekayaan, kekuasaan, dan kesehatan bukanlah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati ada dalam kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri. Seperti saat menolong orang yang sedang kesusahan, seorang stoik akan membantunya dengan tulus, tanpa mengharapkan pujian atau timbal balik.

3. Selaras dengan Alam

Selaras dengan alam berarti hidup sesuai dengan rasionalitas dan tatanan alam semesta yang berlaku. Dalam hidup ini, ada banyak sekali hal yang berada diluar kendali kita. Mulai dari cuaca yang berubah-ubah, kesehatan, hingga perilaku orang lain. Menerima kenyataan atas banyaknya ketidakpastian hidup dapat membantu kita mengurangi stres dan bisa lebih menikmati momen-momen saat ini yang sedang kita jalani.

4. Amor Fati

Prinsip ini mengajarkan untuk ‘mencintai takdirmu’. Hal ini berarti menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, termasuk kesulitan dan tantangan. Serta tidak mengeluh dan menghadapi setiap kejadian sebagai kesempatan untuk terus berkembang menjadi lebih baik.

Jika seseorang sedang sakit, alih-alih merutuki nasib dan marah, mereka mungkin bisa menemukan kebahagian dalam hal-hal kecil dan lebih menghargai kesehatan yang mereka miliki. Dengan begitu, seseorang akan mendapatkan ketenangan batin dan terhindar dari stres.

5. Apathea

Apathea mengajarkan kita untuk mengendalikan dan bertempur melawan nafsu, karena nafsu bukanlah hal yang rasional. Kita bebas merasakan berbagai emosi yang ada dalam diri, bahkan emosi negatif sekalipun. Namun, kita harus mengontrol serta mengendalikan reaksi dan respon kita terhadap situasi.

Seperti saat sedang dikritik oleh orang lain, kamu tidak perlu buru-buru membenci orang yang memberi kritikan. Namun, lihatlah hal itu secara objektif. Bahwa kritik adalah bagian dari belajar menjadi lebih baik, sehingga kamu tidak perlu tersinggung.

Cara Menerapkannya dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Bersyukur Setiap Hari

Selalu luangkan waktu untuk bersyukur atas hal-hal baik yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan menjadi lebih fokus pada hal-hal positif.

2. Jangan Mengeluh

Alih-alih mengeluh saat menghadapi masalah, lebih baik menerima situasi dan fokus pada solusinya, bukan pada masalahnya.

3. Terus Lanjutkan Hidup

Terus lanjutkan hidup meski terkadang berbuat kesalahan, menemui kegagalan, ataupun kehilangan. Waktu terus berputar dan itu semua akan segera berlalu.

4. Berusaha yang Terbaik

Lakukan yang terbaik dan berikan perhatian penuh pada tugas yang sedang kamu kerjakan. Fokus pada usaha yang bisa kamu buat, karena hasilnya adalah hal yang berada diluar kendali.

5. Kendalikan Emosi

Saat marah atau kesal, usahakan untuk menarik napas dan memikirkan hal yang rasional sebelum merespon tindakan. Jangan biarkan emosi negatif menguasai dirimu.

Kesimpulan

Stoikisme tidak hanya berisi teori, tapi juga cara hidup untuk mencapai kedamaian, kekuatan batin, dan kebahagiaan sejati. Dengan menerapkan stoikisme dalam kehidupan sehari-hari, kamu bisa menjalani hidup dengan damai dan penuh makna. Mulailah melatih diri untuk selalu bersyukur dan mengendalikan respon terhadap emosi agar tidak stres dan tetap tenang dalam menjalani kehidupan.

 

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *