Hai sobat Aksara! Artikel kali ini akan membahas ulasan buku Man’s Search for Meaning. Buku autobiografi karya Viktor E. Frankl yang telah diterbitkan dalam 50 bahasa dan terjual lebih dari 16 juta eksemplar di seluruh dunia.
Menceritakan bagaimana upaya bertahan hidup Frankl, saat menjadi tahanan di kamp konsentrasi Nazi, selama Perang Dunia II. Serta menjelaskan secara ringkas ilmu logoterapi menurut ide-ide dan teori Frankl.
Viktor Frankl berhasil bertahan selama tiga tahun di kamp konsentrasi dan keluar dengan selamat. Menurutnya, tujuan utama hidup bukanlah untuk mencari kepuasan atau mengejar kekuasaan, tetapi sebuah pencarian makna.
Judul: Man’s Search for Meaning
Penulis: Viktor E. Frankl
Tahun Terbit: 1946
Genre: Memoar, Psikologi, Filsafat
Tema Utama: Arti hidup, Penderitaan, Logoterapi
Ulasan Buku Man’s Search for Meaning
Buku ini menceritakan betapa kelam dan kejinya kehidupan para tahanan kamp konsentrasi. Sebelum penahanannya, Frankl bekerja sebagai psikiater di rumah sakit Yahudi yang diizinkan beroperasi oleh Nazi kala itu. Hingga akhirnya, ia sekeluarga ditangkap oleh Nazi dan dideportasi ke kamp konsentrasi Theresienstadt pada tahun 1942.
Dalam penahanannya, Frankl berpindah tempat selama tiga kali. Selama itu juga, ia banyak mengalami dan menyaksikan penderitaan fisik maupun jiwa oleh para sesama tahanan. Ayah Frankl meninggal disana karena kelaparan dan menderita radang paru-paru.
Pada tahun 1944, ia bersama keluarganya yang masih hidup dipindahkan ke Auschwitz. Kamp yang terkenal sebagai pemusnahan massal orang Yahudi. Disini, ibu dan saudara laki-laki nya mati dibunuh dalam kamar gas. Setelah itu istrinya yang sedang hamil juga meninggal terkena tifus.
Frankl tahu penderitaan fisik dan ancaman kematian setiap hari yang dialaminya ini sangat ekstrem. Namun, ia menyadari bahwa ia dan para tawanan masih memiliki kebebasan batin untuk menentukan sikap atas penderitaan yang dialami. Pada kondisi ini, Frankl mengembangkan kesadaran akan pentingnya menemukan makna dalam penderitaan, yang kemudian menjadi dasar dari teorinya, logoterapi. Ia percaya bahwa orang yang bisa bertahan hidup di kamp-kamp ini adalah mereka yang menemukan tujuan dan makna hidup, bahkan dalam keadaan yang paling tidak manusiawi.
‘Penderitaan itu sejatinya tidak memiliki makna, kitalah yang memberi makna pada penderitaan melalui cara kita menghadapinya’
Setelah kurang lebih tiga bulan berada di Auschwitz, Frankl dipindahkan menuju kamp Dachau. Kamp terakhir sebelum ia dibebaskan pada tahun 1945. Disini Frankl bekerja sebagai buruh paksa dengan kondisi yang sangat tidak manusiawi, kelaparan yang kronik, penyakit, hingga ancaman kematian yang selalu ada.
Meski dalam kondisi yang melemahkan, Frankl terus mencari arti dan makna dari penderitaan yang ia alami, dan membantu tahanan lain untuk tidak menyerah pada keputusasaan.
Isi inti dari buku ini adalah bagaimana Frankl menerapkan logoterapi dalam menghadapi pengalaman buruknya di kamp konsentrasi Nazi
Kelebihan dan Kekurangan Buku Man’s Search for Meaning
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan buku ini:
1. Kelebihan
Buku ini berisi teori psikologis yang didasarkan pada pengalaman nyata, sehingga pembaca dapat merasakan kedalaman emosional yang dirasakan oleh Frankl.
Kisah Frankl memberikan prespektif dan gambaran baru dalam melihat sebuah kehidupan. Sehingga menginspirasi pembaca untuk menghadapi tantangan dan menemukan apa makna kehidupannya sendiri. Melalui logoterapi, ia memberikan wawasan berharga bagi pembaca yang mencari cara untuk mengatasi kesulitan emosional dan psikologis.
2. Kekurangan
Bagian awal buku yang meceritakan pengalaman Frankl di kamp konsentrasi terasa lambat dan berat. Kurang cocok dibaca oleh orang yang menyukai bacaan cepat. Namun kisah lengkapnya yang tertulis disini memberikan kedalaman pesan setelah selesai membacanya.
Buku ini memiliki beberapa istilah psikologi yang kurang dimengerti orang awam. Jadi, meski buku ini ditulis dengan gaya yang mudah dipahami. Pembaca yang tidak memiliki latar belakang di bidang psikologi bisa merasa kesulitan dalam mengikuti penjelasan konsep-konsep yang lebih kompleks.
Nilai-Nilai yang Dapat Dipetik
Makna hidup tiap manusia itu berbeda, tergantung pada situasi yang sedang dialami. Orang sebaiknya tidak mencari makna hidup yang abstrak. Sebab, setiap orang mempunyai tugas dan misi masing-masing dalam kehidupannya, serta memiliki cara dan kesempatan yang unik untuk menyelesaikan tugasnya.
Jangan menjadikan kesuksesan sebagai tujuan, karena kesuksesan memiliki sifat yang sama seperti kebahagiaan, tidak dapat dikejar. Semakin kamu mengejarnya, maka akan semakin menjauh. Percayalah hal itu pasti akan terjadi dengan sendirinya, karena kamu telah melakukan pegabdian pada tujuan yang jauh lebih besar daripada hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.
Lakukan apa yang hati nuraimu katakan dengan melakukan yang terbaik dan sungguh-sungguh. Maka, kamu akan lupa untuk memikirkan kesuksesan, serta akan dengan sendirinya kesuksesan datang mengikutimu.
Penutup