Review Buku Filosofi Teras: Stoikisme ala Henry Manampiring

buku filosofi teras

Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring menjadi salah satu buku mega best seller yang sedang banyak dibicarakan. Filosofi Teras, atau Stoikisme adalah filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dalam menghadapi naik turunnya kehidupan. Buku ini menjelaskan tentang bagaimana filosofi Stoikisme yang telah ada lebih dari 2000 tahun lalu, masih sangat relevan untuk kehidupan modern saat ini.

Henry Manampiring adalah seorang profesional di dunia periklanan yang memiliki ketertarikan terhadap filsafat. Ia menulis Filosofi Teras berdasarkan pengalamannya dalam menerapkan prinsip Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari. Melalui buku ini, Henry ingin mengajak pembaca memahami dan menerapkan Stoikisme sebagai cara untuk menghadapi masalah hidup dan beban overthinking.

Menurut Henry Manampiring, Filosofi Teras adalah buku yang cocok sebagai pengantar filsafat Stoikisme. Buku ini menjelaskan inti dari nilai-nilai atau prinsip Stoikisme dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami.

Baca Juga: Man’s Search for Meaning: Ulasan Buku karya Viktor Frankl

Review Buku Filosofi Teras

Buku ini terinspirasi dari perjalanan pribadi penulis dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dan bagaimana Stoikisme membantunya menjadi lebih tenang serta rasional. Henry menyajikan contoh nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah ketika kita menemui mentimun yang pahit. Alih-alih mengeluh dan menyalahkan, kita bisa memilih untuk membuang bagian yang pahit tanpa perlu membesar-besarkan masalahnya.

Banyak prinsip Stoikisme yang dijelaskan dengan ilustrasi sederhana, sehingga membuat buku ini menjadi pengantar yang ringan dan mudah dipahami. Beberapa konsep utama yang dikenalkan untuk mengelola emosi negatif dan mencapai ketenangan batin adalah dikotomi kendali dan S-T-A-R (Stop, Think, Accept, Respond).

Dikotomi kendali mengajarkan kita untuk tidak terfokus pada hal-hal yang berada di luar kendali kita, melainkan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Dengan menerapkan konsep ini, kita dapat mengurangi kecemasan dan stres akibat situasi yang tidak bisa kita ubah.

Ketika emosi negatif mulai merasuki diri, kita bisa menerapkan teknik S-T-A-R. Pertama, kita harus berhenti sejenak sebelum bereaksi agar tidak langsung terbawa emosi. Kemudian, kita perlu berpikir dengan rasional sebelum bertindak. Setelah itu, menerima kenyataan yang tidak bisa kita ubah akan membantu kita tetap tenang. Terakhir, kita harus memberikan respons yang bijak, bukan sekadar reaksi emosional. Dengan menerapkan prinsip ini, kita bisa lebih sadar dalam menghadapi berbagai situasi dan tidak mudah terpancing emosi.

Filosofi Teras mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan utama dalam hidup, tetapi hidup dengan kebajikanlah yang harus kita kejar. Dengan belajar mengendalikan emosi negatif dan menjalani hidup dengan kebijaksanaan, ketenangan dan kedamaian akan hadir sebagai konsekuensinya.

Dalam buku ini, insight pribadi penulis dikombinasikan dengan perspektif para praktisi dari berbagai bidang. Sehingga menjadikan Filosofi Teras sebagai pengantar yang menarik bagi mereka yang baru mengenal Stoikisme.

Kelebihan Buku

  1. Bahasa yang Ringan dan Mudah Dipahami

    Salah satu keunggulan utama buku ini adalah penggunaan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, bahkan bagi pembaca yang belum memiliki latar belakang dalam filsafat. Penulis menyajikan konsep Stoikisme dengan gaya yang tidak bertele-tele, sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalam memahami inti dari ajaran-ajarannya.

  2. Relevan dengan Kehidupan Modern

    Tidak hanya membahas prinsip-prinsip dasar Stoikisme secara teoretis. Buku ini juga memberikan contoh nyata mengenai bagaimana ajaran tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menghadirkan berbagai ilustrasi yang relevan dengan situasi yang sering dihadapi dalam kehidupan modern. Seperti bagaimana menghadapi stres, mengelola emosi, atau merespons kritik dengan lebih bijak.

  3. Membantu Pengembangan Diri

    Selain memberikan wawasan tentang Stoikisme, buku ini juga bisa menjadi panduan bagi pembaca yang ingin meningkatkan kualitas diri. Di dalamnya, terdapat banyak pelajaran berharga tentang kebijaksanaan, keteguhan hati, kesabaran, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Buku ini mendorong pembaca untuk lebih reflektif, memahami diri sendiri, dan mengembangkan pola pikir yang lebih positif serta tangguh dalam menghadapi berbagai situasi.

Kekurangan Buku

  1. Kurang Mendalam Bagi Pembaca Buku Filsafat

    Sebagai buku pengantar, isi yang disampaikan memang lebih bersifat praktis dan mudah dipahami. Namun, bagi pembaca yang sudah memiliki pemahaman dasar tentang filsafat atau yang menginginkan pembahasan yang lebih mendalam, buku ini mungkin terasa kurang memuaskan. Penulis lebih fokus pada penerapan ajaran Stoikisme dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan membahas teori atau analisis mendalam mengenai konsep-konsep filosofisnya.

  2. Beberapa Konsep Membutuhkan Pemahaman Lebih Lanjut

    Meskipun buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, beberapa konsep dalam Stoikisme tetap membutuhkan pemahaman lebih dalam agar bisa diaplikasikan secara maksimal. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai filsafat ini, pembaca disarankan untuk melengkapi bacaan mereka dengan karya-karya klasik dari filsuf Stoik terkenal seperti Marcus Aurelius dalam Meditations, Seneca dalam Letters from a Stoic, atau Epictetus dalam Discourses.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *